kau
lelaki bersayap keangkuhan yang mengetuk-ngetuk pintu malam
mambiarkan angin yang jatuh menggerai kerinduan
sumba yang tumpah di langit-langit kekar dadamu
di sanalah tempat kurakitkan hati
tapi siapakah kini yang menjaga damaimu?
karena kudengar separuh rasamu bersandar di beranda seorang putri
kuisakkan tangisku diam-diam lalu kubingkis dengan rapi
perih itu
yang kau kirimkan seperti pesta-pesta yang memilukan
mengantarkanku pada geangan asa
tempatku merampungkan kisahmu dalam puisi
hanya itu..........
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar