musim ini beringsut-ingsut meninggalkan pelabuhan
menoreh luka dan kalut
di sepanjang perjalanan menuju persimpangan
sesampainya di sana
ada seiris kepiluan untuk dikemas
kemudian diusung beramai-ramai
seperti yang terjadi hari ini
ribuan mayat dikuburkan di tanah yang sama
liang yang sama
di dingin yang sama pula
tanpa doa
tanpa taburan bunga
anak-anak bagai di pengasingan
berlarian mencari ayah bundanya
yang semula datang dengan cengkrama
dan pulang sebatang kara
sedang yang lain tergesa-gesa
mengabarkan berita entah apa
tapi pelayaran tak pernah berhenti
untuk menghitung jarak dengan Tuhannya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar