Mentari
ku tulis sajak ini sebelum engkau terjaga
kalu itu bumi masih kuyub diguyur embun
yang sejuknya tempias sampai ke tulang
pelan-pelan kuraih pena dari atas meja kayu
kemudian kugoreskan sedikit pada kertas biru
warna kesukaanmu
warna yang selalu kau pamerkan
saat jarum jam bergeser beberapa derajat dari angka enam
hingga akhirnya berjumpa lagi di angka yang sama
ku tulis sajak ini meski masih ada ragu yang menyelinap dalam hati
entah berapa kali aku harus mengulang untuk berkata mengenai perasaanku
hingga kulihat beberapa diantara kabut saat itu mentertawaiku
sebagai manusia pengecut yang coba mengocok kata-kata
hanya untuk mengutarakan gejolak diri
padahal waktu itu aku hanya berusaha menjaga tidurmu
setidaknya sampai semua pr-pr ku lunas kubayar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar